🐫 Ayat Alquran Tentang Akhlak Tasawuf
Baca: Mengenal Nafsu Amarah. Ingatlah bahwa nafsu mutmainnah ialah peredam dan penghadang tentara setan, yakni nafsu amarah, marah, dan syahwat. Sementara syahwat adalah tabiat kebinatangan. Dengan syahwat, manusia akan zalim kepada dirinya akibat ketamakan dan kekikirannya. Kemudian marah merupakan tabiat buas kebinatangan yang lebih berbahaya
Bukan hanya bersyahadat Laa ilaaha illallaah di mulut saja, namun ditanamkan dengan kokoh ke dalam q qolbu. Ruh ini dinamakan oleh ahli Tasawuf sebagai bayi ma’nawi (thiflul ma’ani). Ruh inilah yg senantiasa akan mampu berhubungan dengan Allah Ta’ala, sedangkan badan atau jasmani ini bukan mahromnya bagi Allah.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan tentang asal usul tasawuf dan sumber-sumber Tasawuf. Sumber buku Siswa Akidah Akhlak Kelas XI MA Kementerian Agama Republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Akhlak dalam Islam memiliki lima ciri-ciri yaitu: rabbani, manusiawi, universal, seimbang, dan realistik. Berikut uraian ringkas kelima ciri-ciri tersebut. 1. Akhlak Rabbani. Ciri rabbani menegaskan bahwa akhlak dalam Islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlak yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak.
B. Dasar-dasar Al-Qur’an tentang Akhlak Tasawuf Al-Qur’an merupakan dasar agama Islam yang di dalamnya termasuk “Akhlak Islam”. Beberapa masalah yang timbul bisa diselesaikan melalui al-Qur’an, sebagaimana salah satu fungsi al-Qur’an yaitu sebagai keputusan terakhir apabila dalam al-Hadits tidak diterangkan.
Karakteristik tasawuf Berdassarkan objek dan sasarannya tasawuf dikasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu: a. Tasawuf Akhlaqi, yaitu Tasawuf yang sangat menekankan pada nilai-nilai etis (moral) 2. Tasawuf Amali, yaitu Tasawuf yang lebih mengutamakan kebiasaan beribadah, tujuannya agar diperoleh pengahayatan spiritual dalam setiap melakukan
Ajaran-Ajaran Tasawuf Di dalam tasawufnya, Al-Ghazali memilih tasawuf Sunni yang berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Nabi ditambah dengan doktrin Ahlussunnah wal Jamah. Dari paham tasawufnya itu, ia menjauhkan semua kecenderungan gnostis yang memengaruhi para flosof Islam, sekte Isma’iliyyah, aliran Syi’ah, Ikhwan Ash-Shafa, dan lain- lainnya.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-A'raf ayat 185, Yunus ayat 101, al-Sajdah ayat 27 dan sebagainya. Keempat, al-‘aql (akal atau daya berfikir). Al-Qur'an memberikan perhatian khusus terhadap penggunaan akal dalam berfikir, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ali Imran ayat 191. Dalam AI-Qur'an dijelaskan bahwa
Ayat dalam Al-Quran ; Di dalam ayat Al-Quran juga terdapat ayat-ayat yang menjadi dasar bagi ajaran Tasawuf, diantaranya adalah: “Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwanya, dan sungguh merugi orang yang mengotori jiwanya” (QS Asy-Syams: 9)
Vrn8g.
ayat alquran tentang akhlak tasawuf